Kabupaten Sinjai merupakan
salah satu daerah langganan longsor terkhusus di kecamatan Sinjai Barat. Secara
administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Sinjai.
Gambar 1. Peta Administratif Kec. Sinjai barat Kab. Sinjai
Dalam
memitigasi bencana tersebut perlu dilakukan pemetaan dan penentuan daerah rawan
longsor. Dalam menentukan daerah rawan longsor tersebut dapat digunakan
beberapa kriteria seperti faktor geologi, faktor curah hujan, faktor kondisi
topografi dan faktor tutupan lahan. Dimana pada setiap faktor-faktor yang
mempengaruhi tanah longsor di atas mengandung beberapa parameter. Ini akan
mengakibatkan dalam penarikan keputusan
daerah mana yang rawan longsor sulit dilakukan.
Salah satu metode yang dapat
diterapkan adalah Analytical Hierarchy
Process (AHP). Metode AHP membantu untuk melakukan analisis secara
sistematik dengan mengelompokkannya ke dalam struktur hirarkhi (Hetherina,
2009). Metode AHP ini dapat dikerjakan dengan menggunakan program Expert Choise 11.
Dalam tulisan ini akan
dipaparkan penerapan AHP dengan menggunakan program Expert Choise 11 yang dikombinasikan dengan program ArcGIS 9.3 dalam menentukan daerah rawan
longsor di daaerah Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.
Dalam menentukan daerah
rawan longsor, ada beberapa kriteria yang digunakan. Kriteria tersebut
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya longsor. Dalam tulisan ini
ada empat kriteria yang digunakan yaitu faktor geologi dalam bentuk peta
geologi daerah Sinjai Barat, faktor tutupan lahan berupa peta tutupan lahan
Sinjai Barat dan sekitarnya, faktor curah hujan dalam bentuk peta curah hujan
daerah Sinjai Barat dan faktor topografi yang disajikan dalam bentuk peta
topografi yang diambil dari citra SRTM. Seluruh peta yang digunakan dalam
tulisan ini dikerjakan dengan menggunakan program ArcGIS 9.3.
Dalam menentukan bobot dari kriteria daerah
rawan longsor digunakan program Expert
Choise 11 yang menggunakan teknik perbandingan pairwise. Hasil pembobotan dengan menggunakan Expert Choise dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Pembobotan Kriteria yang digunakan dalam memetakan daerah rawan longsor
dengan menggunakan program Expert Choise
11
Dari hasil di atas memperlihatkan bahwa faktor geologi memiliki bobot 0,513; curah hujan 0,275; topografi 0,138 dan tutupan lahan 0,074.
- Faktor Geologi
Dalam faktor geologi ini memiliki empat kriteria turunan yakni formasi
batuan yang menyusun daerah tersebut. Berdasarkan peta geologi daerah Sinjai Barat (lampiran 2) terlihat bahwa
daerah tersebut memili empat formasi batuan yang dominan yakni batuan gunung
api Formasi Camba (Tmcv), batuan gunung api Baturape-Cindako (Tpbv), batuan
gunung api Lompobatang (Qlv) dan granodiorit.
Gambar 3. Peta geologi Kec. Sinjai barat
Dari hasil pembobotan dengan menggunakan program Expert Choise 11
diperoleh formasi Lompobatang memperoleh bobot tertinggi (0,513), Formasi Camba
(0,275), Formasi Baturape-Cindako (0,138) dan batuan granodiorit (0,074).
Gambar 4. Pembobotan Kriteria Turunan Faktor geologi dengan menggunakan program Expert Choise 11
2. Faktor Curah Hujan
Dalam faktor curah hujan ini digunakan kriteria turunan yaitu curah hujan tinggi, menengah (sedang) dan rendah. Peta yang digunakan bersumber dari peta distribusi curah hujan daerah Sulawesi Selatan tahun 2012 yang dikeluarkan oleh BMKG.
Gambar 5. Peta Distribusi Curah Hujan Kec. Sinjai Barat
Dari hasil pembobotan diperoleh curah hujan tinggi memiliki bobot 0,571;
curah hujan sedang (0,286); dan curah hujan rendah (0,143).
Gambar 6. Pembobotan
Kriteria Turunan Faktor Curah Hujan dengan menggunakan program Exsper Choise 11
3. Faktor Topografi
Data topografi yang digunakan merupakan data hasil ekspor citra SRTM.
Data topografi ini kemudian dilakukan analisis spasial untuk mendapatkan peta reclacify topografi dengan menggunakan
program ArcGIS 9.3. Hasil dari reclacify
ini menghasilkan kriteria turunan berupa daerah perbukitan, perbukitan tinggi
dan pegunungan.
Gambar 7. Peta Klasifikasi Topografi Kec. Sinjai Barat
Dari hasil pembobotan dengan menggunakan program Expert Choise 11 diperoleh daerah dengan topografi pegunungan memperoleh bobot tertinggi (0,55), Perbukitan tinggi (0,24), dan perbukitan (0,21).
Gambar 8. Pembobotan Kriteria Turunan Faktor Topografi dengan menggunakan program Expert Choise 11
4. Faktor Tutupan Lahan
Data tutupan lahan yang digunakan bersumber dari peta tutupan lahan Kabupaten
Sinjai dan Sekitarnya tahun 2005. Dari peta tersebut diketahui bahwa tutupan
lahan daerah Sinjai Barat adalah semak belukar, hutan tanaman, pertanian lahan kering,
pemukiman, hutan primer, dan sawah. Tutupan lahan tersebut di atas kemudian
dijadikan kriteria turunan faktor tutupan lahan
Gambar 9. Peta Tutupan Lahan Kec. Sinjai Barat
Gambar 10. Pembobotan Kriteria Turunan Faktor Tutupan Lahan dengan menggunakan program Expert
Choise 11
Dari pembobotan di atas
diperoleh bahwa kriteria turunan tutupan lahan daerah Sinjai Barat semak belukar memperoleh bobot tertinggi
(0,382), hutan tanaman (0.25), pertanian lahan kering (0.16), pemukiman (0.101,
hutan primer (0.064), dan sawah (0.043).
Daerah yang dipilih sebagai alternatif adalah daerah yang memiliki
potensi longsor yaitu Kasuarang, Balakian, Kel. Tassililu (Manipi), Rumpala dan
Arabika. Kelima daerah ini diberi bobot yang sama yakni masing-masing 0.2.
Gambar 11. Peta Alternatif Daerah rawan longsor
Struktur Hirarki
Gambar 12. Struktur Hirarki penentuan daerah rawan longsor di Kec. Sinjai Barat.
Hasil rekapitulasi bobot pada struktur hirarki di atas dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Dari tabel di atas disajikan dalam bentuk grafik.
Dari grafik tersebut terlihat bahwa skor tertinggi diperoleh alternatif
Balakiang (4,627), diikuti oleh alternatif Arabika (4,309), Rumpala dan
kasuarang yang masing-masing 3,927 dan terakhir Tassililu (3.58). Ini
menunjukkan bahwa daerah Balakiang merupakan daerah yang paling rawan
terjadinya longsor. Kerawanan ini didukung oleh kondisi tutupan lahan yang
berupa semak belukar, hutan tanaman, hutan primer dan hutan lahan kering
ditambah kondisi topografi yang berupa berbukitan tinggi dan pegunungan.
Hasil penentuan daerah rawan longsor tersebut kemudian diplot ke dalam
peta alternatif daerah longsor di Kec. Sinjai barat dengan
menggunakan program ArcGIS 9.3. Output
yang dihasilkan berupa peta kerawanan longsor di Kec. Sinjai Barat, Kabupaten
Sinjai
No comments:
Post a Comment