Monday, August 17, 2009

Metode Geomagnet

Metode ini didasarkan pada pengukuran medan magnet bumi di permukaan bumi yang di bangkitkan inti bumi. Teori yang berkaitan dengan kemagnetan bumi adalah teori dinamo. Alat yang digunakan untuk mengukur medan magnet bumi adalah Earth magnetometer. Medan magnet bumi yang terukur merupakan akumulasi dari anomali magnetik, pengaruh dari medan magnet yang berasal dari core bumi dan berasal dari pengaruh ionosfer matahari.
Alat - alat yang digunakan antara lain
1. 2 set earth magnetometer
2. 1 unit GPS (Global Positioning System)
3. 1 rol meteran
4. Laptop yang di lengkapi dengan software Ms. Office 2007, surfer8, Mag2dc, dll
Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah menentukan base station dan membuat station - station pengukuran (usahakan membentuk grid - grid). Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran medan magnet di station - station pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base station.
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Ms. Office Exel.data yang diperoleh selanjutnya dikenakan beberapa koreksi antara lain koreksi IGRF untuk menghilangkan pengaruh medan yang berasal dari inti bumi dan koreksi variasi harian untuk menghilangkan pengaruh ionosfer matahari, sehingga rumus yang digunakan untuk mendapatkan anomali magnetik adalah
T = Tobs TIGRF ± Tvh
Setelah diperoleh anomali magnetiknya kemudian diplot kedalam peta kontur anomali magnetik dengan bantuan surfer8. Medan anomali magnetik yang diperoleh masih terpengaruh oleh efek dangkal (regional) dan efek dalam (residual).
Tregional = Tanomali - Tresidual
kemudian dibuatkan kembali peta kontur medan regional dengan menggunakan surfer8. selanjutnya sumber anomali magnetik tersebut dimodelkan dengan menggunakan mag2dc.

Saturday, August 15, 2009

Foto Praktek Lapangan di Bantimurung

Peserta Praktek Lapangan Fisika Bumi UNM di Kawasan Karst Bantimurung

Dosen Pendamping (Pembimbing) dalam kegiatan praktek lapangan Fisika Bumi FMIPA UNM (dari kiri ke kanan: Pariabti Palloan, S.Si.,MT , Sulistiawaty, S.Si.,M.Si , dan Agus Susanto, S.Si.,MT)

Terowongan bawah tanah di BMKG Gowa
Posted by Picasa

Koreksi IGRF

Pada bagian yang terdahulu telah dibicarakan mengenai akuisisi data magnetik di lapangan dimana data ini nantinya dalam pengolahannya dikenakan koreksi yaitu koreksi IGRF yang dibangkitkan oleh inti bumi dan koreksi variasi harian yang akibatkan oleh pengaruh ionosfer matahari. Harga IGRF di setiap tempat dipermukaan bumi ini bervariasi maka dalam melakukan pengukuran perlu dilakukan penentuan posisi pengukuran dengan menggunakan GPS tentunya supaya data yang diperoleh dapat dikoreksi. harga IGRF ini direvisi setiap 10 tahun dan yang dipakai sekarang IGRF 10 yang berlaku mulai dari 2000. berikut ini animasi dari IGRF dari tahun ke tahunSekarang gimana cara menddapatkan harga IGRF di lokasi pengukuran??? apakah dengan melibatkan persamaan matematika yang rumit ato dengan diselesaikan dengan integral yang berlipat - lipat....???? ternyata tidak perlu, kita cukup meminta bantuan kepada teman saya yang bernama "Google". Karena ternyata alat menghitung (kalkulator) medan magnetnya sudah tersedia secara Online. jika komputer ato lamtop Anda sudah tersambung dengan internet silahkan tanah bang "Google", cari dengan keyword "IGRF". maka Anda akan dituntun hingga sampai ke tujuan Anda. Jika Anda tersesat silahkan kunjungi alamat berikut "www.ngdc.noaa.gov/geomagmodels/struts/calcIGRFWMM. maka akan muncul tampilan berikut.Pada kolom koordinat silahkan tentukan Lintang (Latitute) dan bujur(Longitude)nya. kemudian input nilai - nilai koordinatnya (dalam bentuk derajat, menit, detik). Pada kolom "Model" silahkan pilih "IGRF 10". Pada Kolom "Elevation" silahkan input nilai elevasi dan tentukan pula satuan yang dipakai.
pada kolom "start date" dan "End date" silahkan input waktu dimulainya dan berakhirnya pengukuran (tgl, bln, thn). Pada kolom "step size" input "2009".
Kemudian klik "compute magnetic Field Values" untuk memperoleh hasilnya
Sebagai contoh untuk kota Makassar pada koordinat 5 derajat, 11 menit, 24 detik LS dan 119 derajat, 43 menit, 12 detik BT pada elevasi 0,0 m diperoleh hasil:
deklinasi : 1 derajat, 37 menit dengan pergantian pertahun -1 menit per tahun.
Inklinasi : -27 derajat, 34 menit dengan pergantian pertahun 2 menit pertahun.
Intensitas Horizontal:38.314,9 nT dengan pergantian pertahun -4,3 nT/thn
Komponen Utara: 38.299,6 nT dengan pergantian pertahun -4,1 nT/thn
Komponen Timut: 1082,9 nT dengan pergantian pertahun -8,6 nT/thn
Komponen Vertikal: -20.005,6 nT dengan pergantian pertahun 24,5 nT/thn
Medan Total: 43.233,3 nT dengan pergantian pertahun -15,2 nT/thn
Silahkan mencoba untuk lokasi - lokasi yang lain.........
Wassalam....

PEMISAHAN MEDAN RESIDUAL DAN MEDAN REGIONAL

Pada bagian ini sya akan melanjutkan pembicaraan kita mengenai survey geomagnet. Pada pembicaraan sebelumnya kita telah membahas bagaimana cara melakukan koreksi variasi harian. selanjutnya kita akan meneruskan pekerjaan kita yaitu pemisahan medan regional dan medan residual. Pemisahan ini perlu karena medan anomali total yang diperoleh masih terpengaruh oleh efek dalam (medan residual) dan efek dangkal (medan regional). sekarang kita ingin memperoleh medan yang dangkal dengan menggunakan persamaan :
Treg = Tanomali - Tres
pertanyaannya sekarang, bagaimana cara memperoleh medan residualnya (Tres)..???
klo kita pikir memang sangat membingungkan, makanya jangan dipikir...segera buka laptop ato komputer yang dilengkapi dengan software surfer8. klo blom punya silahkan kunjungi Labx Fisika Bumi di Lab.Jurusan Fisika FMIPA UNM Lt.1. jika surfer8 sudah terinstal, jangan pusing dulu yaa melihat tampilannya karena bagi yang pertama kali melihatnya pasti menyeramkan, makanya ambil secangkir kopi, seduh, kemudian santap sambil ikuti perintah di bawah ini...
1. jalankan program Surfer8 dengan cara mendouble klik iconnya sehingga muncul tampilan berikut

2. gunakan menu "Grid|Residuals" hingga muncul kotak dialog "Open Grid".
3. Pada kotak dialog yang baru muncul ini, arahkan pointer file ke sub-direktori dimana file grid yang akan dijadikan sebagai dasar hitungan residu berada.
4. Pada kotak dialog "Open" yang kemudian terbuka , arahkan pointer file ke sub-direktori dimana gile datanya berada.
5. ketika kemudian muncul kotak dialog "Grid Residuals", pilih "column A: Northing" pada combobox "X", pilih "columnB: Easting" pada combobox "Y", dan "column C: Ttotal" pada combobox"Z".
6. tekan tombol "OK" untuk segera memproses hitungan residual yang bersangkutan dan menampilkan hasilnya dalam bentuk dokumen tipe worksheet surfer (seperti punyax Excel).
Selamat Mencoba.........!!!



(Sumber : Eddy Prahasta.2008.Model Permukaan Dijital. Bandung : Informatika)

Friday, August 14, 2009

Variasi Harian

Pada bagian ini, aku cuman mo crita pada teman - teman tentang pengalaman saya pada saa penelitian pasir besi di Kab. jeneponto dengan menggunakan magnetometer. Nyambung nggak tuh dengan judul di atas..?? klo nda nyambung,,dinyambungin aja yaa...
ketika itu kami terjun ke lapangan dengan 4 personil. Kami membawa 2 unit magnetometer, 1 unit GPS, stopwach, rol meteran (ukuran 30 m)dan jangan lupa yang paling penting dan paling utama snack dan minumannya kenapa penting karena pengukuran dilaksanakan slama 3 hari dari jam 7 pagi sampe jam 5 sore, kebayangang ngga tuh....???
hal yang pertama dilakukan adalah menentukan posisi base station dengan menggunakan GPS, kemudian spaci tiap - tiap lintasan sebanyak 7 lintasan dan jarak tiap titik - titik pengukuran adalah 25 m.karena judulnya di atas berkaitan dengan variasi harian maka saya fokus aja pada variasi hariannya.
pengukuran variasi hariannya dilakukan selama 3 hari, namanya juga harian yaaa lebih 1 hari. Pengukurannya dimulai 7 pagi sampe jam 5 sore alasannya ini kan berkaitan dengan aktivitas matahari jadi asumsinya bahwa pada saat - saat itu aktivitas matahari sudah dapat di deteksi. data yang terukur di magnetometer di catat selama 15 menit (sebaiknya gunakan selang waktu 5 menit).
setelah data - datanya diperoleh kemudian diplot grafik hubungan antara medan magnet yang terukur pada base station dengan waktu. kemudian dicari koreksi variasi harian dengan menggunakan persamaan :kemudian hasil dari persamaan di atas menjadi pengurang bagi medan magnet yang terukur pada setiap selang waktu pada base station, itulah yang dipakai untuk melakukan koreksi variasi harian.
Gbr. magnetometer yang digunakan mengukur variasi harian

Selamat mencoba.........!!!!!!!!







SEKILAS TENTANG FISIKA BUMI FMIPA UNM


Fisika bumi merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang sifat-sifat fisik bumi dengan menggunakan pendekatan fisika.

Jurusan Fisika FMIPA UNM merupakan salah satu jurusan yang sedang mengembangkan bidang kajian ini. Bidang ini dinaungi oleh KBK Fisika Bumi. KBK ini merupakan yang termuda di Jurusan Fisika, terbentuk pada tahun 1999 tepat ketika Drs. Muhammad Arsyad, M.T menyelesaikan program Megister (S.2) di ITB Bandung.

Beliau merintis KBK ini dengan pemikiran bahwa daerah Sulawesi Selatan merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam yang belum terorganisir dengan baik dan dapat dijadikan sebagai modal dasar pengembangan Sumber Daya Manusia di Jurusan Fisika. Pada dasarnya Fisika Bumi mempelajari sifat-sifat Bumi melalui pendekatan dengan asumsi bahwa: ada gejala kelistrikan di dalam bumi, kemagnetan bumi, penjalaran gelombang di dalam bumi, dan berbagai gejala alam lainnya yang menjadi acuan dalam melakukan pengkajian yang lebih dalam tentang bumi. Di samping itu, variabel fisis di atmosfer juga menjadi parameter dalam kajian terhadap cuaca dan iklim terutama dalam hal prediksi dan mitigasi bencana.

Saat ini KBK Fisika Bumi Jurusan Fisika FMIPA UNM bergelut dalam bidang kajian, di antaranya :

Metode Geofisika untuk eksplorasi dan mitigasi bencana

Variabilitas meteorologi untuk prediksi cuaca

Rancang desain instrumen alat pengukuran sifat fisis bumi.

Sejak KBK Fisika bumi Jurusan Fisika FMIPA UNM dikembangkan berbagai penelitian telah dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa. Saat ini KBK Fisika Bumi sedang mengembangkan riset dengan topik, antara lain :

1. Studi anomali magnetik dalam menentukan sesar, gempa bumi, dan mineral

2. Pemodelan 3D dalam Menentukan Struktur Bawah Permukaan dengan Menggunakan Data Magnetik

3. Studi Tentang Kualitas Batubara di Kabupaten Barru Berdasarkan Data Geolistrik Tahanan Jenis

4. Studi Tentang Pengaruh Kejadian Siklon Tropis Terhadap Wilayah Indonesia Timur dan Fenomena Angin Ribut di Wilayah Sulawesi Selatan

5. Aplikasi GPR dalam Mendeteksi Migrasi Limbah Pada Pasir

6. Studi Sifat Fisis Tanah Pada Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Sinjai.

7. Studi Tentang Sifat Magnetik Pasir Besi Pantai Loka Kabupaten Takalar Dengan Menggunakan Magnetometer Lab.

8. Model anomali magnetik daerah potensi pasir besi di Pantai Pabiringa, Kab. Jeneponto

KBK Fisika Bumi mulai tahun 2002 telah melakukan berbagai penelitian yang merupakan suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dibiayai oleh DIKTI dan sumber biaya lainnya.

Adapun penelitian yang dilakukan dalam hal pengabdian kepada masyarakat antara lain: penentuan sifat fisis beberapa material, pemodelan air tanah kota Makassar, pencarian potensi kawasan karst Maros-Pangkep, penerapan teknologi Geolistrik tahanan jenis pada pengrajin batu di Kabupaten Barru. Selain itu, KBK ini juga melakukan kerja sama dengan dinas pertambangan Propinsi Sulawesi Selatan dengan melakukan studi.

Sebagai upaya pemberdayaan keluaran/alumni dan kegiatan kerja praktek, maka KBK Fisika Bumi Jurusan Fisika FMIPA UNM bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintah dan swasta, antara lain:

  1. Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sulawesi Selatan
  2. BMG wilayah kota Makasar
  3. PDAM kota Makasar
  4. PT. Semen Tonasa
  5. dll

Untuk mewujudkan visi dari KBK Fisika Bumi dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dalam kajian kebumian, maka dari itu KBK Fisika Bumi menyediakan Fasilitas berupa:

1. Seperangkat Earth Resistivitymeter

2. Magnetik Separator

3. Scanner

5. 2 Unit Komputer

6. 2 Unit Earth Magnetometer

7. 2 Unit GPS.

8. Koneksi Internet

Dalam menciptakan keluaran yang berkualitas, maka hal yang sangat mempengaruhi adalah tenaga edukasi. Dengan adanya tenaga-tenaga edukasi yang yang sarat pengalaman dan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, maka diharapkan mampu memberikan yang tebaik kepada setiap mahasiswa.

Saat ini KBK Fisika Bumi di asuh oleh dosen yang memang berkompeten dalam bidang kajian kebumian, antara lain:

1. Drs. Muhammad Arsyad, M.T

2. Dra. Loriani B Pairunan, M.T

3. Nasrul Ihsan, S.Si, M.Si

4. Pariabti Palloan, S.Si, M.T

5. Drs. Ahmad Yani, M.Si

6. Drs. A. J. Patendean, M.Si

7. Sulistiawati, S.Si, M.Si

8. Agus Susanto, S.Si, M.T